Senin, 17 Desember 2012

http://sitikhofifah27.blogspot.com

http://sitikhofifah27.blogspot.com

PERANAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN MORAL REMAJA



BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Nabi Muhammad SAW di utus kemuka bumi ini semata-mata hanya untuk menyempurnakan akhlak. Al-Qur’an yang merupakan mukjizat nabi adalah sebagai kitab suci dan merupakan sumber utama rujukan segala hal yang termasuk pedoman moral serta perilaku individu dan masyarakat dalam kehidupannya. Di samping itu, kitab suci ini juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi yang telah melahirkan generasi-generasi yang unggul pada masanya. Oleh karena itu, untuk meneruskan perjuangan orang-orang besar zaman dulu sudah selayaknya pendidikan moral pada remaja harus di perhatikan.
Pengaruh budaya barat pada sebagian masyarakat kita kelihatannya telah banyak memberikan pengaruh negatif yang memprihatinkan, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai contoh, berkembangnya pola hidup bebas dari norma-norma moral, tradisi, agama dan pola hidup materialistik konsumtif dan individualis. Lebih celaka lagi bila melanda kelompok generasi terpelajar yang di harapkan sebagai generasi penerus cita-cita bangsa di masa depan. Maka, pendidikan moral pada remaja bukan hal yang sunah lagi.
B. Rumusan masalah
            Berdasarkan uraian di atas makalah ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana peran orang tua dalam pendidikan moral pada remaja?
2.      Sejauh mana pengaruh lingkungan pada pendidikan moral remaja?
3.      Bagaimana metode-metode pembinaan pada pendidikan moral remaja?
C. Tujuan
            Berdasarkan rumusan masalah di atas makalah ini bertujuan:
1.      Untuk mengetahui peran orang tua dalam pendidikan moral pada remaja
2.      Untuk mengetahui pengaruh lingkungan pada pendidikan moral remaja
3.      Mengtahui metode-metode dalam melakukan pembinaan pendidikan moral remaja






BAB 11
PEMBAHASAN
A.    Peranan Orang tua dalam pendidikan moral remaja
            Sudah sejak lama disadari oleh ahli pendidikan, bahwa keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam pembinaan anak-anak. Keluarga sebagai pusat pendidikan sama tuanya dengan peradaban manusia sendiri. Manusia pertama, Nabi Adam dan istrinya Hawa, mendidik putra-putrinya melalui pemusatan pendidikan keluarga. Begitu juga dengan Luqman mendidik putra-putrinya dalam keluarga seperti yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur’anul karim[1]. Jadi cukup tegas bahwa keluarga merupakan pusat dan lingkungan yang pertama, atau dalam term pendidikan Islamsering disebut dengan madrasah al-aula (sekolah pertama).
            Dalam perspektif islam orangtua sebagaipimpinan keluarga memiliki peran yang cukuppenting dalam membentuk kepribadian anak-anak didalam rumah tanggaperan penting yang dimiliki ayah dan ibu itu tidak sajaberkaitan dengan perkembangan intelektual anak, melainkan juga perkembangan keagamaan. Rosulullah menjelaskan bahwa ayah dan ibu merupakan faktor kunci dalam menentukan agamaseorang anak, apakah akan tetap menjadi muslim, atau menjadi nasrani, yahudi, atau majusyi.
            Atas dasar itu, dalam pandangan islam, orangtua berkewajiban untuk mendidik putra-putrinya agar menjadi anak yang berakhlak, bertaqwa kepada Allah, memiliki intelektualitas yang baik, serta memiliki keterampilan yang memadai. Abu hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seorang bertanya kepada nabi Nuhammad saw, “ya rosulullah, apakah hak anakku terhadapku ?” nabi menjawab;”engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau tempatkan di tempat yang baik”.
Fungsi orangtua bagi remaja
1.      Orangtua sebagai motivator
Berkaitan dengan aktivitas orangtua yang yang bersifat mendorong anak tidak sajadilihat dari keseringan mereka menyatakan sesuatu kepada anak agar belajar agama.melainkan juga dihhubungkan dengan sikap terhadapakhlaq dan peri;laku orangtua itu dalanmencontohkan perilaku dan sikap yang terpuji kepada anak.

 Salah satu faktor yang diduga turut memperkuat kemauan anak-anak untuk belajar agama adalah kebiasaan orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Dalam konteks ini keteladanan ayah dan ibu menjadi penting utuk membangun semangat anak-anak dalam mempelajari ilmu agamkhususnya dalam mendidik anak-anaknya akhl;ak dan perilaku yang terpuji, secara teoritik orang tua yang gemar mencontohkan anak-anaknya sikap dan perilaku yang baik akan memotivasi anak-anak utuk mencontoh sikap dan perilaku tersebut.sebaliknya orang tua yang mencontohkan sikap dan perilaku yang kurang baik akan menjadikan anak-anaknya memiliki akhlak yang kurang baik pula. Keteladanan orang tua menjadi faktor terpenting dalam mendidik anak-anaknya.
            Unsur motivasi lainnya yang memungkinkan anak-anaksemakin terdorong untuk melakukan atau belajar akhlak adalah nasehat-nasehat orang tua agar anaknya selalu bersikap dan berperilaku yang baik dan mempunyai akhlak yang terpuji.
2.      Orangtua Sebagai Guru
Para ahli berpendapat bahwa orangtua pada masa kini tidak cukup hanya membesarkan anak dalam acuan sosial ekonomi saja, melainkan harus memahami hakikat dan tujuan pendidikan keluarga, agar dapat mengantisipasi pengaruh kehidupan modern terhadap perkembangan kepribadian anak. Artinya bahwa lingkungan keluarga yang dapat dipandang sebagai madrasah al-ula itu, tidak lain adalah suatu keluarga yang dibangun atas lendasan keluarga terdidik (learned family) atau keluarga al-sakinah, yaitu keluarga dan setiap anggotanya merasa tenteram, damai,aman dan bahagia lahir dan batinserta mampu mengkomunikasikan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Untuk memenuhi maksud ini, para ahli berpendapat bahwa orangtua dalam mendidik anggota keluarga hendaknya memiliki beberapa syarat tertentu, seperti: 1) memiliki pengetahuan lebih; 2) mengimplikasikan nilai dalam pengetahuan itu; dan 3) bersedia menularkan pengetahuan beserta nilai-nilainya kepada orang lain(Noeng Muhajir:1997).
B.  Pengaruh Lingkungan terhadap moral remaja
            Lingkungan yang islami merupakan wadah yang paling strategis dalam membina dan menggerakkan potensi umat islam untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tangguh dan berkualitas.
            Perilaku remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan, disatu pihak remaja mempunyai keinginan kuat untuk mengadakan interksi sosial dalam  upaya mendapatkan kepercayaan diri lingkungan, di llain pihak ia mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, terlepas dari pengawasan orangtua dan sekolah. Salah satu bagian perkembanganmasa remaja yang tersulit adalah penyesuaian terhadap lingkungan sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan interpersonal yang awalnya belum pernah ada, juga harus menyesuaikandiri dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga dan sekolah. Untuk mencapai hubungan pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Ia harus mempertimbangkan pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalm perilaku sosial, membentuk kelompok sosial baru dan nilai-nilai baru dalam memilih teman.
1.      Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan anak. Usia 4-5 tahun dianggap sebagai titik awal proses idintifikasi diri menurut jenis kelamin. Peran ibu dan ayah atau orangtua pengganti (nenek, kakek dan orang dewasa lainnya) sangat besar. Apabila proses identifikasi ini tidak berjalan dengan lancar, maka dapat timbul proses identifikasi yang salah.
Banyak penelitian yang dilakukan para ahli menemukan bahwa remaja yang berasal dari keluarga yang penuh perhatian hangat, dan harmonis mempunyai kemampuan dalam menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik di lingkungan sekitarnya (hurlock,1973). Selanjutnya Tallent (1978) menambahkan anak yang mempunyai penyesuaian diri yang baik di sekolah, biasanya memiliki latar belakang keluarga yang harmonis, menghargai pendapat anak dan hangat. Hal ini disebabkan karena anak yang berasal dari keluarga yang harmonis akan mempersepsi rumah mereka sebagai suatu tempat yang membahagiakan karena semakin sedikit masalah antara orangtua, maka semaki sedikit masalah yang dihadapi anak, dan begitu juga sebaliknya jika anak mempersepsi keluarga berantakan atau kurang harmonis maka iaakn terbebani dengan masalah yang sedang dihadapi oleh orangtuanya tersebut.
Keluarga merupakan satu organisasi sosial yang paling penting dalam kelompok sosial, dan keluarga merupakan lembaga didalam masyarakat yang paling utama bertanggung jawab untuk menjamin kesejahteraan sosial dan kelestarian biologis anak manusia (Kartono 1977). Sedangkan menurut hawari (1997) keharmonisan keluarga itu akan terwujud apabila msing-masing unsur dalam keluarga itu dapat berfungsi dan berperan sebagaimana mestinya dan tetap berpegang taguh dalam nilai-nilai agama, maka interaksi sosial yang harmonis dalm keluarga itu akan dapat diciptakan.
2.      Lingkungan sekolah
Pengaruh yang juga cukup kuat dalam perkembangan ramaja adalah lingkungan sekolah. Umumnya orangtua menaruh harapan yang besar pada pendidikan di sekolah. Oleh karena itu dalam memilih sekolah orangtua perlu mempertibangkan hal sebagai berikut:
a.       suasana sekolah
prasyarat terciptanya lingkungan kondusif bagi kegiatan mengajar adalah suasana sekolah. Baik buruknya suasana sekolah sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, sarana pendidikan dan disiplin sekolah. Suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa remaja.
b.      Bimbingan guru
Disekolah remaja menghadapi beratnya tuntutan guru, orangtua dan syaratnya  kurikulum sehingga dapat menimbulkan beban mental. Dalam hl ini peran walikelas dan guru pembimbing sangat berarti. Apabila guru pembimbing sebagai koselor  sekolah tidak berperan, maka siswa tidak memperoleh bimbingan yang sewajarnya.
Untuk menyalurkanbakat dan hobi siswa , perlu dikembangkan kegiatan ekstrakulikuler  dengan bimbingan guru. Dalam proses belajar mengajar, guru tidak sekedar mengalihkan ilmu pengetahuan yang terkandung dalm kurikulum tertulis, melainkan juga memberi iali yang terkandung di dalamnya, misalnya kerjasama, sikap empati, mau mendngarkan orang lain, menghargai dan sikap lain yang dapt membuahkan kesadaran emosional.
Apabila guru tidak peduli terhadap hal tersebut, sulit diharapka perkembangan jiwa siswa secara optimal.
3.      Lingkungan teman sebaya
Remaja lebih banyak berada di lingkungan rumah bersama denganteman sebaya. Jadi dpat dimengerti bahwa sikap, pembincaraan, minat, penampilan dan perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada lingkungan keluarga. Misalnya: jika remaja mengenakan model pakaian yang sama denga pakaian anggota kelompok yang populer, mak kesempatan baginya untuk deterima oleh kelompok untuk menjadi lebih besar. Demikian pula jika anggota kelompok mencoba meminum alkohol, rokok, dan zat adiktif lainnya, maka remaj cenderung mengikuti tanpa memperdulikan akibatnya.
Didalam kelompok sebaya, remaja berusaha enemukan konsep dirinya. Disini ia dinilai oleh teman sebayanya tanpa memperdulikan saksi-saksi dunia dewasa. Kelompok sebaya memberikanlingkungan yaitu dunia tempat remaja dapat melakukan sosialisasi dimana nilai yang berlaku bukanlah nilai yang ditetapkan oleh orang dewasa, melaikan oleh teman seusianya. Disinilah letak berbahaya bagi perkembangan jiwa remaja, apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang egatif. Akan lebih berbahay apabila kelompok sebaya ini cenderung tertutup, dimana setiap angota tidak dapat terlepas dari kelompokmya dan harus mengikuti nilai yang dikembangkan oleh pimpinan kelompok. Sikap, pikiran, dan perilaku gaya hidupnya merupakan perilaku dan gaya hidup kelompoknya.
4.      Lingkungan masyarakat
Tanggapan positif dar lingkungan terhadap keadaan remaja akan merasa puas dan menerima keadaan dirinya, sedangkan tanggapan negatife dari lingkungan akan menimbulkan perasaan tidak puas pada dirinya dan indifidu cenderung tidak menyukai dirinya yang nantinga akan mengakibatkan tarjadinya pelanggaran terhadap peraturan dan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
Dalm kehidupannya, manusia dibimbing oleh nilai-nilai yang merupakan pandangan mengenai apa yang baik dan apa yang buruk. Nilai yang baik harud diikuti dan dianut, sedangkan yang buruk harus dihindari. Sesuai degnan aspek rohaniah dan jasmaniah yang ada pada manusia, mak manusia dibimbing oleh pasangan nilai materi dan non materi. Apabila manusia hendak hidup secara damai di masyarakat, mak sebaliknya kedua nilai yang merupakan pasangan tadi diserasikan. Akan tetapi kenyataan dewasa ini  menunjukan bahwa nilai materi mendapat tekanan lebih besar daripada nilai non materi atau spiritual. Hal ini terbukti dari kenyataan, bahwa sebagi tolak ukur peranan seseorang dalam masyarakat adalah kebendaaan dan kedudukan.
Shavelso dan roger (1982) menyatakan bahwa konsep diri terbentuk dan berkembang  berdasarkan pengalaman dan intepretasi dari lingkungan, penilaian orang lain, atribut dan tingkah laku dirinya. Bagaimana orang lain memperlakukan individu dan apa yang dikatakan orang lain tentang individu akan dijadikan acuan untuk menilai dirinya sendiri. Masa remaja merupakan saat individu mengalami kesadaran akan dirinya tentang bagaimana pendapat orang lain tentang dirinya. Pada masa tersebut kemampuan kognitif remaja sudah mulai berkembang, sehingga remaja yidak hanya mampu membentuk pengertian mengenai apa yang ada dalam pikirannya, namun remaja akan berusaha pula untuk mengetahui pikiran orang lain tentang dirinya. Oleh karena itu tanggapan dan penilaian orang lain tentang diri individu akan dapat berpengaruh pada bagaimana individu menilai dirinya sendiri.
Lingkungan masyarakat terdiri dari:
a.       Sosial budaya
Dalm era globalisasi, dunia menjadi sempit, budaya lokal dan budaya nasional akan tertembus oleh budaya universal. Dengan demikian akan terjadi pergeseran nilai kehidupan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangant berpengaruh terhadap pesatnya informasi. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi. Dalam era globalisasi pengakuan akan hak asasi manusia mulai memasyarakati.
b.      Media massa
Abad ini adalah abad informasi, yang ditandai oleh kemajuan yang pesat dibidang teknologi informasi. Kemajuan teknologi yang luar biasa membawa kegembiraan yang menyenangkan serta wawasan yang lebih luas , tetapi juga membawa kesedihan, betapa tidak, karena hubungan antar manusia bergeser menjadi hubungan antar mesin. Hubungan antar keluarga menjadi minim. Komunikasi dalam keluarga yang bisa menumbuhkan saling pengertian, kasih sayang kerja sama menjadi surut . tidak sekedar kehilangan waktu luang yang berharga, ttapi remaja lebih rugi karena menikmati program yang sering kurang mendidik, misalnya tayangan kekerasan dan kehidupan seksual.
C .Metode-metode pembinaan pendidikan remaja 
Islam, dalam aplikasi penyebaran ajarannya banyak menggunakan metode bimbingan dan konseling, sebagaimana dijelaskan musfir bin said az zahrani diantaranya sebagai berikut:
1. Metode keteladanan, yang digambarkan dengan suri tauladanMetode keteladanan, yang digambarkan dengan suri tauladan yang baik, sebagaimana firman allah swt:                   . “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (al-ahzab :21).
2. Metode penyadaran, yang banyak menggunakan ungkapan-ungkapan nasehat dan juga at-targhib wat- tarhib (janji dan ancaman). Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam surat al-haj ayat 1-2.  ••                       ••          “ Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” “ (ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.”
3. Metode penalaran logis, yanng berkisar tentang dialog dengan alasan akal atau logika dan perasaaan idividu, sebagaimana firman Allah swt. Yang dijelaskan dalam surat al-hujurat ayat 12. “hai orang orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagan kamu menggunjing sebagian yang lain. Suka kah salah seoorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu merasa jiik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima lagi maha penyayang”
4. Metode kisah (cerita). Al-quran banyak merangkum kisah-kisah para nabi serta dialog yang terjadi diantara mereka dengan kaumnya. Kisah ini bisa dijadikan sebagai contoh dan perilaku-perilaku yang diharapka, sehingga bisa dibiasakan, dan juga perilaku-perilaku yang tercela sehingga bisa dihindari.

DAFTAR PUSTAKA 
Fatimah, Enung Dra. 2006. Psikologi perkembangan (perkembangan peserta Didik). Bandung: CV PUSTAKA SETIA Aryani, NS. Ratna 2009.
Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling. Jakarta-Timur: Trans Info Media Masdudi, Drs. 2010. Bimbingan dan Konseling Perspektif Sekolah. Cirebon: At-Tarbiyah Press Muhajir, Noeng 1997.
Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Suatu Teori Pendidikan. Jogjakarta, Roke Sarasin ‘Furqona, Rama 2003.
“Hubungan Antara Kesadaran Beragama Dan Kematangan Sosial Dengan Agresiasivitas Remaja (santri) Pondok Pesantren modern Islam Assalam Surakarta,:dalam Edukasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, vol.1 (1) Januari-Maret,2003,hal. 74.

 MEMBACA MENULIS DAN MENYIMAK

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG  
Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan cenderung berinteraksi dengan yang lain.dalam interaksi dengan sesama tidak lepas dari  
alat komunikasi yang tidak lain adalah bahasa.
Dalam proses interaksi dan komunikasi sesorang perlu adanya pemahaman dalam membaca, menyimak dan berbicara dangan baik sehinggaakan tercapai tujuan berinteraksi .
Oleh karena itu penulis  akan memaparkan hal tersebut sesuai dengan pemahaman penulis dalam mengikuti diskusi mata kuliah bahasa indonesia tentang membaca, menyimak dan berbicara.
1.2  RUMUSAN MASALAH
Sesuai diskusi yang berlangsung telah tercataat beberapa masalah yang bisa digaris bawahi ;
1.      Apakah penngertian membaca ?
a.       Bagimaana motifasi dalam membaca ?
b.      Apakah yang dimaksud membaca mekanis?
c.       Bagaimana cara efektif memahami  dalam membaca
d.      apakah solusi bagi pembaca cepat tapi sulit memahami ?
      2.   Apakah pengertian menyimak ?
             a.apakah semua penyimak diharuskan memiliki pengalaman luas? 
              b. apakah yang dimaksud menyimak inteksif dan intensif?
              c. bagaimana contoh menyimak intra pribadi dan antar pribadi ?
               d. apa yang dimaaksud menyimak introgatif dan bagaai mana contohnya                                                                
3. Apakah pengertian berbicara?
     a. Apa bicaranya orang stres itu termasuk komunkatif atau tidak?
      b. Apa ktrmpilan linguistik itu?
      c. Apa percakapan ppemimpin itu?
      d. Bagaimanakah musikalisasi puisi ?
1.3  TUJUAN PENULISAN
        Adapun tujuan penulisan ini adalah
      1.untuk mengtahui pengertian membaca dan hal-hal yang berhubungan dengan membaca.
         a. menetahui motifasi membaca
         b. mengtahui pengethuamn mekanis
         c. mengetahui cara efektif tetang memahami membaca
         d. bisa membaca cepat dan mudah memahami
      2. untuk menetahui tentang menyimak dan hal- hal tentang menyimak
         a.  mengtahui bahwa menyimak lebi baik memiliki pengtahuan luas
         b. mengetahui menyimak intensif dan ekstensai
         c. mengetauhi contoh menyimak intra pribadi
          d. mengetahui menyimak introgatif dan contohnya
      3. Mengetahui pengertian berbicara dan hal-hal mengetahui berbicara
           a. mengetahui berbicara komunikatif dan tidak
           b. mengetahui kemampuan linguistik
           c. mengetahui percakapan pemimpin
           d. mengetahui mukalisasi puisi
  


BAB 11
PEMBAHASAN
1.1  Pengertian membaca
Membaca adalah Pada hakekatnya membaca adalah suatu aktifitas membatin suatu hal yang lahir , tentunya pada pengertian luas.Maksud dari pengertian lahir disini adalah benda dalam artian fisik , kongkrit maupun abstrak yang dapat diindera oleh panca indra manusia ,
1.2  Motifasi membaca
Adapun motifasi dalam membaca harusnya bersumber dari diri sendiri yang biasa dikenal dengan   motifasi internal dan bersumber dari orang lain atau eksternal.Ketika motifasi  tersebut tumbuh maka seseorang akan sadar bahwa membaca merupakan sesuatu yang harus dilakukan jika seseorang sadar akan pengetahuan yang didapat dari membaca.
1.3  Membaca mekanis
Membaca mekanis  adalah membaca bersuara yang menyurakan tulisan dengan sebutan yang  jelas dan terang  dengan intonasi dan irama mengikat , gaya membaca yang betul, dengan menggerakan alaat pertuturan ,orang yang membaca harus mempunyai kemampuan untuk mengartikan apa saja yang tersirat dalam bahan-bahan yang dibaca lazimnya ia harus memiliki kecepatan maata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh ia juga harus bisa mengelompokan kata-kata dengan baib dan tepat agar jelas maknanya bagi para pendengar atau lebih singkatnya membaca mekanis yaitu membaca dengan suara keras dan lebih menekankan mengalisis membaca daripada pemahaman.
1.4   Cara Efektif memahami bacaan
Sebelum membaca isinya biar lebih efektif sebaiknya pembaca lebih dulu melihat daftar isi,kata pengantar /abstrak ataupun sinopsis.dengan hal tersebut pembaca bisa mengetahui secara global isi buku yang akan dibaca sebelum membaca isinya.jadi, bisa lebih menyingkat waktu dan memperoleh pemahaman yang maksimal.
1.5  Cara membaca cepat dan mudah paham
Banyak orang yang mampu membaca cepat namun sulit memahami bacaannya. Oleh sebab itu sebaiknya bagi pembaca membaca sesuai apa yang dibutuhkan sehingga adanya kolerasi antar pembaca dan obyek bacaan.kalau hal tersebut sudah tercipta maka pembaca akan mudah memahami karena tidak adanya unsur bosan dan paksaan.
2.1Pengertian menyimak
Menyimak adalah mendenar secara khusus dan terpusat pada obyek yang disimak (panduaan bahasa dan sastra indonesia, Natasasmita Hanapi , Drs.;1995: 18 ). Menyimak dapat didefinisikan suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dan buni bahasa , mengidentifikasi , meniliki , dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan .(djago Tarigan; 1991 :4)
2.2 Pentingnya pengetahuan luas bagi penyimak
         Penyimak sebaiknya memiliki pengalaman luas apa yang disimak mudah dihami dan dapat meresponnya. Apabila seorang penyimak tidak memiliki pengalaman luas maka akan timbuuk kurangnya pemahaman samasekli akan menjadi kalau menyimak tidak akan memperoleh manfaat sedikitpun. Yang dimaksud penetahuan disini tidak kosong sama sekali tapi punya pengetahuan yang sekiranya bisa nyabung dengan apa yang disimak
2.3 Menyimak ekstensi dan intensif
 Menyimak ekstensi adalah  menyimak dengan santai biasanya pada acara informal seperti menyimak lagu dan sebagainya adapun menyiamak intensif yang tidak santai atau formal misalnya menyimak diskusi.
2.4   Contoh menyimak intra pribadi dan
 Menyimak pribadi adaalah menyimak diri sendiri misalnya mendegrkan isi hati atau mendenarkan suara sendiri . adapun menyimak anatar pribadi adalah menyimak orang lain, misalnya mendengarkan bicara orang lain
2.5   Menymak introgatif dan contohnya
 Menyimak introgatif adalah menyimak dengan konsentrasi untuk menggali pengtahuan  contohnya menyimak diskusi .
3.1    Pengertian berbicara
         Berbicara adalah komunikasi yang langsung artinya kegiatan komunikasi  dua arah pembicara dan pendengarnya secara timbal balik .
3.2    Bicara komunikatif
          Bicara komunikatif yaitu pembicaran yang timbal balik artinya harus ada suatu kepemahaman anatara pendengar dan pembicara misalnya pembicaran dokter dan perawat adapun pembicaran anatara orang waras dengan orang gila tidak termasuk bicara yang komunikatif karena tidak adanya kepahaman bagi  orang gila    
3.3    Ketrampilan Linguistik
         Ketrmpilan linguistik adalah dengan bahasa baku dan menggunakan ketrapilan berbahasa.
3.4 Musikalisasi puisi
        Musikalisasi puisi yaitu  puisi yang cara penyampaiannya dengan musik seperti “Sajadah Panjang” karya Khairil Anwar.
3.5  Percakapan terpimpin  
        Percakapan terpimpin adalah percakapan yang sifatnya  formal penggunaan bahasa  dalam berbicara menggunakan bahasa yang lebih sopan dan komuniktif yang efektif














BAB:  III
KESIMPULAN
1.Membaca adalah sesuatu yang dilakukanserta dipergunakan oleh pembaca untuk mempeeroleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata ataau bahasa tulis
 Kendalaa membaca harus diatasi kaarena menggngu dalam proses membaca , sehingga kita sukar dalam mengambil inti dari bacaaan tersebut dan memahami isi bacaan tersebut .
2.      Ilmu menyimak adalah suatu aktifitas yang mencangkup kegiatan mendengar dan merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simak , tujuan menyimak adalah  menangkap memahami atau menghayati pesan ide gaagaasan yang tersirat
3.      Berbicaradalah aspek komunikasi dua arah yakni antara pembicara dan pendengarsecara timbal balik
Adapun unsur berbicara yaitu meliputi pembicara, isi pembicaraan,saluran, penyimak, dan tanggapan penyimak.